Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2012

Me Speechless: Kebanggaan Seorang Bapak

Setelah saya selesai obatin anak lelakinya yang umur 9 tahun, si Bapak (keknya pemulung) entah iseng atau  apa, tau-tau ngomong begini... Bapak:  "Tabib, ini anak saya paling pertama lho. Masih ada adiknya lagi 3 di rumah." Me: *ga konsen, secara lagi nulis resep gitu lhoo~*  Oh, iya ya, Pak? .... *baru nyadar* "Eh? Anak Bapak ada 4?" Bapak: *dengan nada bangga* "Masih ada satu lagi masih di perut ibunya." Me: ..... *speechless sejenak* "Kok ga ikutan KB, Pak? Biaya anak kan mahal?" Bapak: *makin bangga* "Ga usahlah, Bib. Buat saya, ga perlu ada harta, yang penting punya anak." Me: ..... *mendadak merasa jadi orang paling suram sedunia*  "Lho, ntar anaknya ga sekolah dong?" Bapak: *tertawa bangga* "Ini aja belom sekolah, Bib. Ga sekolah gapapa, yang penting dia pinter ngaji." Me: *swt*....

Me Speechless: Tolong!

Mbak-mbak di atas brankar digeret masuk ke ruang periksa, kek orang pingsan atau syok. Disampingnya ada ibu-ibu sama anak kecil nangis-nangis. Heboh banget deh pokoknya! Ibu: #nyerocos "Tabibbbbb, tolongin adik saya ini, Tabibbbbb!! Tadi boncengan motor, hindarin lobang jadi jatuh! Tolongin, Bibb! Dia belom kawin, Bib!! Masih perawan!!! Tolongin dia, Bibbb!!!" Me: (Maksudnya minta tolong gue comblangin ya?)

Me Speechless: Kuku Oh Kukuku

Karena selain di depan si Compy dan si Beby (BeBe maksudnya.), saya sehari-hari jadi Tabib, maka dari itu sering menemui cerita-cerita lucu sekaligus ironi dalam pekerjaan saya. Biasanya sih cuma share di status fb, tapi kemudian saya pikir, ga ada salahnya nulis di blog soal ini. Toh, ini masih nyambung dengan fokus blog ini. Heheh... -------------------------------------------------- Menjelang natal kemarin, siang-siang datang seorang ibu. Penampilannya agak menor, jalannya diseret sambil meringis sakit. Beginilah kira-kira percakapan kami secara singkat. Ibu: "Tabib, tolongin. Saya abis bersihin kuku kaki saya, tau-tau sakit!" TT___TT Me: "Oh. Cantengan, Bu. Kukunya harus dicabut." Ibu: "Aduh. Yang satu udah pernah cantengan juga. Pernah dicabut. Sakit kan, Bib! Rasanya kek dicabut nyawanya." Me: *nahan tawa, tapi ga bisa nahan mesem-mesem* "Emang Ibu pernah dicabut nyawanya?" Ibu : *muka polos* "Belum pernah sih. (Ya eyalah!!)