Sebelum Cahaya: Tipikal

Sebelum CahayaSebelum Cahaya by Karla M. Nashar

My rating: 3 of 5 stars


Buku ini kubeli sudah hampir setahun yg lalu, tetapi cuma duduk manis di rak buku hingga akhirnya kubaca juga sekarang. Maklum... Pembaca moody. :P


Saya selalu suka dengan karya2 Karla M Nashar. Sebelum Cahaya pun kubeli karena pengarangnya beliau. Dan susah setengah mati waktu itu untuk mendapatkannya. Karena terbitnya sudah cukup lama. 


Ini cerita yang terinspirasi dari lagu Letto yang berjudul sama. Menceritakan tentang Enggar, seorang pemuda buta yang tinggal di pesisir pantai. Kondisinya membuatnya pesimis (realistis menurutnya) akan kehidupan dan mimpi-mimpinya, termasuk mengenai cintanya terhadap kekasih lamanya, Mariena.


Sementara di sisi lain, Mariena masih merindukan Enggar. Sekalipun ia sudah menjadi gadis kota yang cantik dan cerdas, serta menerima lamaran dari bosnya, Randy. Mariena memutuskan untuk kembali ke pesisir pantai, tempat tinggalnya dulu untuk memikirkan lamarannya sekaligus mewujudkan impiannya menjadi penulis.


Perlu saya bilang juga? Anda tentu sudah tahu mereka akhirnya bertemu kembali ;)


Karla menceritakan kisah ini dengan teknik alur maju-mundur. Cukup mengena sekali. Masuk dengan sangat pas dan halus. Narasinya pun membuai (kalau saya tidak bilang lebay :P), menghanyutkan.


Hanya saja, agak tergelitik dengan karakterisasinya. Mariena diceritakan adalah seorang gadis tipikal. (Mungkin) tipe gadis sempurna impian para cowok (kali? :P) dia sama sekali ngga keberatan dijahili Enggar. Hanya karena merasa Enggar orang baik. Dari sini, saya merasa ini kisah tentang Enggar, bukan Enggar dan Mariena. Nyaris tidak ada konflik batin Mariena. (Nyaris! Bukannya tidak ada).


Mungkin karena ini cerita ringan, jadi tidak ada konflik umum yang berarti. Misalkan ayah Mariena yang tidak setuju anaknya pacaran dengan berandalan pantai. Kurasa sudah seharusnya sedikitlah dimasukkan konflik begini. Kalau tidak ada, malah jadi tidak wajar. Tak seperti buku-buka Karla sebelumnya, buku ini terasa kurang realistis bagiku. Mungkin karena buku ini merupakan salah satu dari buku-buku pertama Karla...


Sekalipun begitu, overall, buku ini menarik. Ringan dan menghibur otak mumet gara-gara blokade di kepala. Saya selesai membacanya hanya dalam 3 jam. Hahahaa..!

Komentar

  1. boleh minta salinan novel sebelum cahaya by karla m .nashar ngk kak ?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah Insomnia: PILIHAN

Unfinished Work, That is Me (2)