BINTANG YANG DIPETIKNYA UNTUKKU

 Lagi-lagi event Cerita Tantangan teman-teman kemudian.com. Kali ini tantangan lagu dari Demeter. Presenting....

BoA - Every Heart

Tell me babe, how many do I shed my tears?
Every Heart, Every Heart is not a gentle yet
 
Shall I do? I can never say my loneliness
Every Heart, doesn't know so what to say oh what to do
was afraid of darkness cause I felt that I was left alone
So I prayed for help to the distant million stars
 
Round & round the planets revolve round the sun
And we always seek after love and peace forever more
Growing growing woe baby we can work it out
Look up at the sky every heart is shining all today
 
Show me now, What kind of smile do I come across
Every heart, every heart can take a step towards the dreams
 
All of us, what to take a lasting happiness
Whenever you feel sad, I wanna hold you
& give you a sound sleep
 
Someday every hearts, gonna free and easy
We have peace of mind
Someday all the people find the way to love
 
Goes & goes the time goes on we are not alone
We live on together and we will find some precious things
Sometime we will smile sometime we will cry somehow
Don't forget believing yourself - Tomorrow's never die
 
There is the warm heart places on my mind
In my earlist day's there and it's so sweet
There are many stars they have talk with me so kind
They say yes always time's friend of mine so shine
 
Round & Round the planets revolve round the sun
And we always week after love and peace forever more
Growing growing woe baby we can work it out
Look at the sky every heart is shining all today
 
Goes & goes the time goes on we are not alone
We live on together and we will find some precious things
Sometime we well smile sometime we will cry somehow
Don't forget believing yourself - Tomorrow's never die

So this is the story:

Kau duduk di bangku kenangan di depan stasiun kereta. Matamu seakan menatap lalu lalang orang berlari mencari perlindungan dari siraman air langit. Telingamu seakan mendengar suara gerutuan mereka terhadap cuaca. Tetapi tidak. Kau tak melihat atau pun mendengar. Bahkan ketika rintik berubah menjadi deras, kau tetap bergeming.

Di sebelahmu, dia menyentuhmu lembut. Menatapmu penuh rasa derita. Bibirnya bergetar ingin mengucap sesuatu tetapi tak ada yang keluar dari sana. Tak berdaya ia menghadapi wajah murungmu.

Dia tahu, kau sedang mengenang hari perjumpaan pertama kalian bertahun-tahun lalu. Persis seperti hari ini. Hujan deras dengan petir yang menggelegar-gelegar. Kau terjebak, di stasiun ini. Menunggu langit berhenti menyiram supaya kau bisa menyeduh teh hangat dan duduk di sofa kesayanganmu sambil mencari inspirasi demi impianmu dalam coretan pena. Lalu dia lewat. Dengan payung dan wajah murungnya yang khas. Seperti wajahmu saat ini. Kau tak pernah suka padanya, tetapi kau tetap menerima tawarannya sepayung berdua.

Jika dipikir-pikir, itulah awal kisah kalian. Kau akhirnya tahu mengapa dia selalu bermuram durja. Hidupnya keras. Kisah menyedihkan tentang kematian orang-orang terkasih menyentuh sukmamu. Cita-citanya menggetarkan hatimu. Seorang penerbang. Coba bayangkan. Katanya supaya dia bisa lebih dekat dengan orang-orang terkasihnya. Kemudian saat dia menyatakan cinta, supaya dia bisa memetik bintang untukmu.

Tetapi setengah tahun lalu dia pergi menuju langit tertinggi. Bahkan tanpa jasad dan makam untuk ditangisi. Bukannya bintang yang dia petik, tetapi menjadi bintang lah dia kini, seiring dengan kembang api kematian di angkasa entah dimana.

Seharusnya dia tak usah pergi memetik bintang, kau berbisik di tengah hentakan halilintar. Air matamu sederas hujan yang turun. Tak seharusnya dia pergi dan membuatmu terombang-ambing seperti saat ini. Ada wajah lain selain wajahnya yang mulai mengisi relung hatimu. Canda sekilas orang itu dapat sedikit membuatmu menyunggingkan senyum.

Konyol. Itu katamu berulang kali. Membohongi diri sendiri, kau tahu. Entah berapa minggu berlalu kau bertahan. Ingin menghindar dari rasa bersalah pengkhianatan. Namun hari ini dorongan hatimu lebih kuat dari akal sehatmu. Sentuhan orang itu membuatmu buta. Saat kau tersadar, semuanya telah terlambat. Kau menjadi pengkhianat.

Duduk di bangku kenangan ini bagaikan hukuman bagi dirimu sendiri. Memaksakan diri mengisi kenangan akan dirinya. Namun sulit sekali menyingkirkan wajah orang itu. Kau tak berdaya.

Saat awan mendung semakin menutup langit menyerupai malam, tanpa kau sadari, orang itu telah berdiri di hadapmu. Persis seperti dia waktu itu. Dengan payung dan berwajah murung.

Maaf, begitu kata orang itu.

Kau menggeleng. Kau tak ingin orang itu meminta maaf. Sejenak kalian terdiam dan bersitatap. Sementara dia menyentuh tanganmu dan tangan orang itu. Perlahan-lahan menyatukannya hingga saling menggenggam.

Biarkan aku mengambilkan bintang untukmu, ucap orang itu perlahan. Kau pun tersentak. Tersadar dengan pengertianmu yang baru. Lalu kau mengangguk. Kau tahu dia menginginkanmu mengangguk. Kau dapat merasakannya. Dia sedang tersenyum bahagia merasakan getaran hatimu saat ini persis cinta pertama.

Ya, kau sadar dia telah memberikan bintang untukmu. Bintang yang akan selalu kau jaga. Bintang yang tak tergantikan, tetapi kau siap menerima bintang baru dari orang itu demi menyongsong hari esok yang tak pernah mati.

Cinta. 


Edisi Asli 

Creative Commons License
Bintang Yang Dipetiknya Untukmu by Anggra T is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Komentar

  1. Ahhhh... tulisan ini bikin aku sedih
    Hanya satu kata yang terlintas saat aku membacanya... keren!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku baru baca komentarmu. Makasih ya xD

      Hapus
    2. Aku baru baca komentarmu. Makasih ya xD

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah Insomnia: PILIHAN

Unfinished Work, That is Me (2)