Fallen Sky: Prolog

Cerita lama. Lama banget. Sangat. Sangat lama. *lebaymode
Entah udah direvisi berapa kali, aku udah ga ingat. Tapi baru sekali kurombak total. Ini hasil rombakannya. Aslinya ga punya prolog, tapi puisi gaje bukan puisi....blablablaa... *mulaimeracau
Ehem. 
Eniwei, intinya ini hasil rombakan pertama yang belum pernah direvisi sekali juga. Masih sama dengan versi di kemudian.com.
Bila ada yang kebetulan terdampar di page ini. Sudilah kiranya membagi sedikit cabe. Akan sangat berarti bagi saya yang penyuka pedas yang membangun kemampuan menulis saya. 
Aslinya saya ga suka makanan pedas. FYI.  *emangpentingya?
Uhuk.
Enjoy... ^^




Di planet ini,
ada sebuah legenda 
diceritakan ayah kepada anak lelakinya,
ibu kepada anak perempuannya,
seorang pencerita kepada para pendengarnya.
Sebuah legenda tua yang menggugah gairah para pencari harta duniawi...






Alkisah di zaman dahulu kala, Sang Pencipta langit dan bumi mendirikan sebuah kubah raksasa di sebuah tempat dimana jatuhnya angkasa raya. Kubah tersebut adalah sumber segala pengetahuan dan kekuatan di dunia ini. 

Namun Sang Pencipta tidak membuatnya mudah untuk ditemukan. Tiga kunci dibutuhkan untuk membuka kubah dan Sang Pencipta menitipkan masing-masing kunci kepada manusia ciptaannya yang pertama dengan pesan mulia. “Kau dan keturunanmu adalah penjaga pengetahuan dan kekuatan alam semesta ini. Jauhkanlah dari para pencuri. Bila tiba waktunya, kubah akan terbuka dan dunia baru akan tercipta.”

Manusia pertama berjanji dirinya dan keturunannya akan melaksanakan tugas penjaga kubah sebaik-baiknya. Kemudian di ujung usianya, manusia pertama menitipkan ketiga kuncinya pada ketiga keturunannya. Reed, Vick dan Cainus.

Waktu terus berlalu dan ketiga keturunan manusia pertama pun memilih jalan mereka masing-masing. Reed, anak tertua yang suka bertani dan bercocok tanam, memilih daratan sebagai kediamannya. Keturunannya disebut Gaian, manusia kesederhanaan.

Vick, anak kedua menyukai petualangan dan memiliki ambisi menaklukan samudera, memilih meninggalkan daratan dan mengarungi lautan. Keturunannya disebut Neptune, manusia penjelajah.

Terakhir, si bungsu Cainus yang ambius memiliki impian untuk menjadi penguasa langit, pergi ke gunung tertinggi di planet untuk menciptakan tempat tinggal di awan. Keturunannya disebut Skier, manusia pemimpi.

Waktu mengizinkan mereka untuk memenuhi seisi planet dengan para keturunan mereka, mengembangkan diri dan mewujudkan impian. Namun waktu pula yang mengubah mereka. Sepuluh ribu tahun setelah itu, Keturunan Reed tidak lagi penyuka kesederhanaan. Peperangan panjang dua negeri besar Gaian, Kerajaan Lockan dan Republik Zarbadoz membuktikan hal itu.

Begitu pula dengan keturunan Vick, Neptune. Mereka tidak lagi menjelajah lautan, namun menetap di atas papan-papan kayu dan kapal-kapal besi yang mengapung di atas air. Menjelajah tidak lagi gairah utama mereka. Mereka sibuk berpindah dan bergerak dalam koloni untuk menghindari pertengkaran maut para Gaian.



Sementara keturunan Cainus akhirnya berhasil mewujudkan impian mereka untuk menjadi penguasa langit. Sebuah kapal udara raksasa bernama Canor menjadi awan tempat tinggal mereka dan surga mereka, Sky Imperium. Namun sudah sewajarnya seorang pemimpi ingin mencapai impian yang lebih tinggi lagi. Setelah impian sebagai penguasa langit terwujud, para Skier menginginkan seisi dunia takluk di bawah kaki mereka, sehingga dimulailah sepuluh tahun yang lalu diadakanlah ekspansi besar-besaran Skier ke dunia bawah. Mereka berbasis di kesultanan Kahan yang hancur karena kudeta dan perang.



Akibatnya peperangan ratusan tahun dua negara Gaian akhirnya mereda, namun para penghuni dunia bawah atau yang kemudian disebut Downer, telah mendapatkan musuh baru yang lebih kuat. Kenyataan ini membuat mereka semua teringat pada legenda lama. Kubah yang mengandung pengetahuan dan kekuatan alam semesta.

Kini, pesan mulia Sang Pencipta telah terlupakan. Bukannya bertindak sebagai penjaga, keturunan manusia pertama malah menjadi calon pencuri kubah Sang Pencipta. Mereka mencari pengetahuan dan kekuatan alam semesta untuk diri sendiri. Menjadi musuh bagi kaum mereka sendiri.


***

Creative Commons License
Fallen Sky by Anggra T is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Komentar

  1. prolognya terlalu kebuka, gampang ketebak rasanya. mungkin lebih enak disibak sedikit demi sedikit rahasianya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. thx dah komen, Pak. ^^
      Emang ini cerita lama gue. Belum direvisi lagi. Heheh... thx ^^

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah Insomnia: PILIHAN

Unfinished Work, That is Me (2)