NADA HILANG SANG PUTRI

Iseng ikut cerita tantangan tak berhadiah di kemudian.com. Lumayan buat melatih kemampuan nulis dan berpikir cepat. Judul asli yang kumasukkan sebenarnya "Nada Yang Kita Temukan", tapi kedengarannya kurang enak, ya ngga sih? hehe...


Di bangku ini aku bermimpi lagi.

Kau datang lagi dari lautan sana untuk menemuiku. Rambut merahmu berkilau terkena cahaya mentari. Mata biru lentikmu yang kusuka menatapku berbinar bahagia. Suara merdu mengalun dari bibirmu yang ranum. Menyanyikanku lagu kerinduan akan daratan yang menjadi lagu kesayanganku.


Aku terbangun dengan peluh dan lelah karena menyerukan namamu. Saat ini kau adalah dongeng dalam khayal. Katakan aku bermimpi, aku gila, aku sinting, tapi aku tahu kau nyata.


Beberapa purnama lalu, didahului gemuruh di air yang tenang, sungguh ada seorang putri duyung nan jelita muncul di hadapanku, mencari kantung nada yang diperlukan setiap putri duyung muda untuk melantunkan nada yang indah.


Sialnya, katamu. Kantung nada itu hilang dimakan ikan. Sialnya lagi, katamu. Ikan itu ditangkap manusia. Sialnya lagi, kali ini kataku. Kau bertemu denganku si manusia lelaki sial.


Kau tertawa saat aku mengatakannya. Katamu, itu tak terhindarkan. Putri duyung sial saling menarik dengan manusia sial. Dan celakanya, kesialan membuat kita tak berhasil menemukan kantung nadamu yang hilang itu. Bahkan hingga batas hari terakhir khasiat sihir yang mengubah ekor cantikmu menjadi sepasang kaki indah.


Kau sedih. Kau menangis. Namun sewaktu kukira karena kantung nada yang hilang, kau menggeleng. Katamu, kau tak peduli lagi dengan kantungmu yang berharga. Katamu, karena sudah waktumu berpisah denganku.


Aku bagaikan tersadar dari mimpi. Diiringi lantunan irama jantung kita yang berdentum-dentum, bibir kita saling berpagut. Dan nada alami seakan menghampiri pita suaramu. Bagaikan respon akan cinta kita.


Tanpa kantung nada, kau bernyanyi. Melantunkan nada-nada yang memabukkanku.


Lalu kau pergi. Diiringi janji akan kembali. Sementara aku menanti.


Seperti saat ini.


Ditemani seekor anjing liar yang pun kesepian, aku menatap lautan. Kau selalu datang, namun selalu dalam mimpi. Telingaku selalu terngiang akan nada yang kita temukan.


Seperti saat ini.


Hanya saja tak pernah bersamaan dengan gemuruh ombak itu.


Apa?


Aku terbangun dari dudukku. Mungkin kau hanya dongeng dalam khayal. Katakan aku bermimpi, aku gila, aku sinting. Tapi aku yakin, aku baru saja melihatmu.


Edisi Asli 

Creative Commons License
Nada Hilang Sang Putri by Anggra T is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah Insomnia: PILIHAN

Unfinished Work, That is Me (2)