Review Ther Melia: Discord - Love is in the air


My rating: 3 of 5 stars






WARNING! ADA SEDIKIT SPOILER DI RESENSI INI! RESIKO TANGGUNG SENDIRI!

Kalau diistilahkan dengan musik (Aku bukan orang musik tapi sedikit2 tahu istilahnya. Ampun kalo salah. Let me be a sotoy person for a moment >.<) cerita ini dimulai dengan allegreto (tempo cepat), lalu ditengah2 mendadak jadi adagio (lelet pisan!), dan di 100 halaman terakhir mendadak jadi acelendro (dinaikin lagi.)

Awalnya cukup asik dinikmati. Vrey dengan galau-galaunya, lalu oleh sang penulis dengan kejamnya dibikin tambah galau lagi. Walaupun ga terlalu kaget juga, dimulai dengan kematian seseorang (karena buku sebelumnya diakhiri begitu), tetapi aku ga sangka secepat itu.

Selanjutnya, tempo mendadak jadi lelet. Karena.... perlukah aku sampaikan kenapa? >.<
Yeap. Lovey dovey is in the air. <3 No komen ah soal ini. =))

Lanjut. Tokoh-tokohnya sendiri makin banyak. Sampai aku sempat merasa beberapa tokoh terasa mirip satu sama lain. COntoh: KarthxLeighton , FeynxReuven.

Lalu beberapa tokoh cuma dijadikan sampingan. (eh tapi yang ini bukan aku bermaksud komplain lho). Contoh: Izahra -> habis manis sepah dibuang , Ella -> "dikorbankan" demi menyelamatkan "kepolosan" Laruen XDD

Dan... errr.. entah bagaimana, aku paling suka Valadin di sini. Nyaris banget dia gantiin posisi Leighton jadi tokoh cowok kesukaanku. Huahahaha!

Jalan ceritanya sendiri makin lama makin intens di -seperti yang sudah kusebutkan sebelumnya- 100 halaman terakhir. Rasanya aku baru melek waktu... kematian uhukDesnauhuk. Entah kenapa lebih terasa sedih dibandingkan kejadian yang sama di bab-bab awal. Mungkin karena aku sudah mengenal tokoh ini dari buku sebelumnya? Kurasa ini adegan paling favoritku di sepanjang buku ini.

Akhir kata, di samping banyak kekurangannya, Discord adalah seri yang lebih membuatku merenung soal pesan yang ingin disampaikan penulisnya. Dunia ini ga ada yang hitam dan putih. Yang ada abu-abu. Yah kurasa begitu. Kuharap Genesis bisa lebih baik lagi dari yang ini. ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah Insomnia: PILIHAN

Unfinished Work, That is Me (2)