Review Ther Melia: Genesis - Congrats!

Genesis (Ther Melian, #4)Genesis by Shienny M.S.

My rating: 4 of 5 stars


Selesai juga... Review errr... Besok sajalah :D

_________________

Secara singkat, inilah kesan saya pada masing-masing serial TM:

No. 1 borred...
No. 2 GUuuUº°˚˚°º.˚°º.˚°º..BraAaaQqq..
No. 3 errr.... Ewwwhhh....
No. 4.... Whaatt??!! O____o;;;;

Ga ngerti? Yeah. Silahkan search sendiri selengkapnya di repiu-repiu sebelumnya dengan hashtag "ther melian" XD

Intinya saya suka dengan TM nomor genap. Mungkin karena genap berarti tuntas? Juga memang karena di nomor genap, "kebetulan" Shienny memasukkan adegan dan informasi yang berkesan. Seperti halnya di Chronicle ada Aelwen henshin jadi Leighton (reaksi saya: melotot, lalu nyembur ketawa), di Genesis ini ada triple... No, kurasa ini quartal twist mengenai asal usul benua Ther Melian, khususnya bagian asal-usul para Elvar. (reaksi saya: melotot, ngantuk hilang. Serba salah. Mau baca lanjut, takut besok telat bangun. Akhirnya menguatkan diri menaruh TM jauh2 dari tempat tidur -_-;) . Nice shock therapy. :))

Bukan cuma shock therapy itu aja yang membuatku suka dengan volume ini. Semua karakter mendapat porsinya masing-masing. Harus kuakui, applause buat Shienny karena berhasil mengadakan jumlah karakter yang banyaknya agak kelewatan, tapi nyaris semuanya mendapatkan peran penting dan tak terkesan sampingan.

Lebih dalam mengenai karakter dan beberapa adegan.
  • Saya sebal dengan si ratu yang kerjanya minta maaf melulu kaya Pok Minah di Bajaj Bajuri. khas nenek-nenek kali ya? :|.
  • Lalu suka dengan akhir hubungan Vrey dan Laruen,
  • Perkembangan hubungan Leighton dan Vrey Kali ini ciumannya ga bikin merinding :)),
  • Hubungan Leighton dan sang ayah, sekaligus aksi suicide beliau,
  • Pernyataan blak-blakan bahwa Eizen fanboy sejati. maafkan saya, saya ketawa waktu baca pesan terakhir Eizen, "Dia... Satu-satunya orang yang membuatku merasa... tampan" XD,
  • Pembicaraan terakhir Valadin dan Vrey (adegan favorit sekaligus adegan yang bikin saya pengen cekek pengarang).
Adegan pertempurannya juga ‎​​okeh. Biasanya saya suka meng-skip bagian beginian, tapi entah kenapa, adegan begituan di buku ini tak pantengi terus. Soalnya deskripsinya bikin mudah membayangkan, dan kupikir, ini epic! (Kurasa inilah keunggulan mengangkat tema yang familiar kek RPG).

Kendati begitu, ada yang pengen kubahas mengenai beberapa hal yang agak mengganjal. Yang mencegahku membulatkan nilai 4,5 untuk buku ini menjadi 5. :(

  1. Aliran waktu kan dihentikan Odyss untuk mencegah kehancuran seluruh Terra gara-gara machina yang overload, tapi kenapa begitu aliran waktunya dijalankan kembali, kehancurannya ga berlanjut? Cuma kena daerah sekitar pulau melayang? Am I missing something here?
  2. Kalau memang masalah dengan Theia itu, masalah untuk seluruh Terra, tentunya jangan hanya orang-orang Ther Melian aja yang harus bertarung. Kenapa ga ada usaha dari para petinggi Ther Melian menghubungi orang-orang di luar Ther Melian? Mereka kan orang Terra juga. Again, am I missing something here?
  3. Sedikit typo soal kapitalisasi "ayah". Setahuku, "Ayah" sebagai panggilan harus huruf besar. Tetapi kalo "ayahku", adalah kata benda, jadi kalau bukan di awal kalimat, harus huruf kecil.
Terakhir soal ending.

Maaf, subjektif. Gyaaa~ saya senang Valadin ga dibunuh Pengarang. Ketertarikan saya pada si bodoh satu ini yang udah dimulai di buku 3, makin bertambah di buku 4. Senang, dia ga dibunuh, tapi sebal karena dia berubah jadi Pok Minah extended version. Menghukum dirinya sendiri?? U gotta be kidding me! >o<
Walaupun memang, bila dipikir-pikir lagi, ending ini cukup bagus. Siapa tahu nanti dia punya peran lain di serial Ther Melian Shienny berikutnya. Heheh...

Terakhir. Beneran ini yang terakhir. Eh, cuma iseng sih. Ga usah diseriusin, karena memang GA PENTING! XD

Mengingat Laruen punya anak kembar Reuven dan Lyra, aku agak berharap Vrey bakal punya Valadin dan Valadina.
*ditonjok Gollem*
XD

Sekian repiu saya. Diucapkan selamat buat Shienny karena telah menyelesaikan serial ini dengan tuntas dan cukup epic. Terima kasih juga, telah membuat saya bernostalgila akan masa-masa saya bergadang hanya untuk menamatkan sebuah game RPG. Karya-karya selanjutnya pasti kutunggu.

Pasti! \(^o^)/

View all my reviews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah Insomnia: PILIHAN

Unfinished Work, That is Me (2)