My First

Kayanya udah telat baru ngomongin ini sekarang ya? Tapi katanya kan "better late than never", hehehe... Ini dia...


Yep. Ini adalah karya pertama yang akhirnya berhasil diterbitkan. Aku sendiri ga sangka, ternyata "Karya Sang Pencipta" mendapat kehormatan menempati satu dari dua puluh cerita di kumcer ini.Ah ya. Sebagai informasi, judulnya kuubah jadi Noel. Kenapa? Karena kurasa, cerita ini mengkisahkan tentang jati diri seorang Noel.

Nah, posting telat ini pun dimaksudkan untuk cuap-cuap soal Noel.

Inspirasinya sesungguhnya, pertama kali datang tahun lalu, waktu aku tiga minggu di Penang, Malaysia, karena jagain bokap yang harus operasi jantung. Waktu itu lagi bengong di flat, terus mondar-mandir sendirian di ruang tamunya, aku melihat pintu geser balkon. Seperti yang udah diketahui, pintu itu terbuat dari kaca. Dari situlah, terbesit pikiran, seru juga kalau ada monster muncul dari kaca.Nah. Lahirlah mirrlith.

Tokoh utamanya dari awal adalah cewek kuat. Imagenya berambut pendek gelap, sifatnya dingin. Suka makai baju perpaduan hitam-merah. Namanya Noel. Teman-teman sesama penulis sempat ada yang tanya, kenapa namanya Noel. I assure you, ga ada hubungannya sama sekali dengan hari raya natal atau lagu "The First Noel.". Bacalah, maka anda akan mengerti :))

Terinspirasi dari novel Moribito karangan Uehashi Nahoko, aku berniat memberi Noel konflik di mana ia menyelamatkan seorang anak kecil. Dari situlah muncul tokoh Marcus.

Lalu, butuh tokoh sampingan juga. Cowok dewasa. Yang bisa dimungkinkan jadi partner Noel atau mungkin hubungan kekasih. Muncul lagi, Damian. Yang belakangan, kuubah jadi Darius. Karena gak mau disamain dengan Damian-nya Vampire Diary.

Ide awalnya adalah kisah eksorsis. Noel dan Damian/Darius adalah tokoh pembantai iblis yang keluar dari cermin pemberian setan pada manusia yang lagi galau habis ditinggal mati seseorang. Cermin ini, bisa mengeluarkan mirrlith dalam wujud siapapun yang tergambar di benak si manusia galau. Itu premis awalnya. Aku sempat nulis juga bagian pertamanya. Seperti berikut:

Hembusan angin kecil menerbangkan dedaunan kering di taman musim gugur itu. Mereka melayang tak tentu arah lalu dengan gerakan lemah gemulai menyentuh bumi. Tetesan darah segar dari ujung pedang menyentuh mereka yang sudah tergolek.
Itu ayunan pedang terakhir untuk hari ini, Noel meyakininya. Hari sudah larut hampir tengah malam dan tak dirasakannya lagi keberadaan mirrlith di dekatnya. Batu Pemindai pun tak lagi mencicit. Mirrlith terakhir adalah yang kini terbaring tak bergerak di bawah kakinya.
Makhluk itu bertubuh layaknya manusia. Tangan, kaki, raut wajah, semuanya. Kecuali cakar, taring dan sepasang sayap hitam iblis yang mencuat dari punggung mereka bila mereka bertransformasi. Dan perbedaan yang paling mendasar adalah tatapan yang tak berjiwa.
Di salah tempat di antara rimbunan pepohonan dakka, nampak samar-samar di antara temaram lampu taman, duduk meringkuk ketakutan seorang pemuda berambut sebahu acak-acakan lusuh. Kaus putih dan celana panjangnya robek dan kotor. Tangannya menggenggam erat sebuah cermin kecil berbingkai ukiran unik bagaikan harta berharga. Noel menghampirinya dan merebut benda itu dari tangannya dengan kasar.
"Ja...jangan.. Jangan hancurkan Tania...!" Pemuda itu berseru memohon. Tangannya menggapai sia-sia.
Tetapi Noel tak peduli. Diangkatnya cermin itu dengan satu tangannya yang bersarung hitam, sementara tangannya yang lain menyentuh dada tempat jantung bersemayam. Ia memejamkan mata dan memanjatkan doa mantra. "O' Deos, marcia mo retora los satani te doasa hadez!"
KRAK!!
Dengan sekali kekuatan genggaman, cermin itu hancur menjadi serpihan. Asap hitam dengan desisan jahat muncul dan segera menghilang begitu tangannya membuka.
Isak tangis terdengar ketika tubuh mirrlith itu terbakar api suci dan menjadi serpihan debu dalam sekejab.
"Taniaaa...!!!!!"
Jerit memilukan mengiringi kepergian gadis berambut merah itu. Tugasnya selesai untuk hari ini.

Mungkin...
***

Tetapi kemudian, karena berbagai pertimbangan, akhirnya kisah eksorsis beralih menjadi sci-fi. Yah, salah satunya karena mungkin aku penulis pengecut. Memilih topik yang kukuasai berdasarkan latar belakangku. Juga sekalian eksperimen membuat sesuatu yang ga biasanya aku buat. (Biasanya kan buat romance). Yah, bukan karya yang sempurna tentu saja. Aku akui itu. Tetapi aku berharap, siapapun yang baca akan menikmati. Monggo diburu bukunya. Sudah terbit lho~ XD

Anw, lomba Fantasy Fiesta 2012 sudah dimulai dan beberapa waktu lalu, pendaftarannya ditutup. Aku sendiri sudah memasukkan cerpen entri dengan nomor 152. Sesuai tanggal ultah. wkwkwk....  
Judulnya Realitas Maya. Dari judulnya udah ketebak gender fantasi apa yang bakal kucoba selami kan? Mohon berkunjung tanggal 1 Juli nanti di kastilfantasi.com. XD



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah Insomnia: PILIHAN

Unfinished Work, That is Me (2)