Review: London - "The Side Story" Angel

Oke. Jadilah ini post kedua tahun bulan ini. Kemarin saya lagi agak gila buku romens. Yes, I'm in mood for romance. Hohoho... Maka dari itu, silakan dinikmatiiii XD


London: AngelLondon: Angel by Windry Ramadhina
My rating: 4 of 5 stars

Warning Spoiler Ahead!!!

Buku ini sangat highly recommended dibaca tanpa spoiler!!

Risiko kurang bisa menikmati, silahkan anda tanggung sendiri bila terlanjur membaca review saya ini.

---------------------------------------------------------------------------------



Sudah lama saya tahu tentang Mbak Windry Ramadhina. Konon katanya jebolan situs kepenulisan yang juga saya ikuti. Bisa dibilang salah satu "lulusan" yang berhasil menerbitkan buku. ^^

Makanya, begitu senior saya ngajak tukeran buku "Setiap Tempat Punya Cerita", dan kebetulan beliau belum punya buku London ini, saya langsung sambar begitu nemu di toko buku karena tahu yang ngarang Mbak Windry. Dan jadilah ini, buku perdana Mbak Windry buat saya.

Setelah kecapean baca L*** M***u*** in M****t*** beberapa jam sebelumnya, yang ini seperti penyegar. Apalagi, karakter utamanya cowok! Hehe... berhubung saya punya pengalaman memuaskan membaca novel romens yang karakter utamanya cowok, ini saja sudah menjadi nilai plus di mata saya.

Sebenarnya karakter Gilang itu, biasa-biasa aja. Dia lovable enough. Tapi mungkin ga berkesan kuat bagi saya, TAPI yang saya sukai dari kisah ini adalah plot dan Gilang adalah pemain yang sangat tepat untuk menuntun plot yang ga biasa ini.

Begtu selesai membaca, saya langsung dapat membayangkan ada cerita romens tentang Ning, seorang gadis Indonesia pecinta seni di London yang jatuh cinta pada seorang seniman pemula bernama Finn. Di sela-sela cerita, datanglah seorang figuran bernama Gilang, teman kecil Ning, yang datang jauh-jauh ke London hanya untuk menyatakan perasaannya. Tetapi tentu saja usaha Gilang sia-sia, karena sang pencerita sudah menggariskan Ning bersama Finn.

Dan saya baru saja membaca side story dari kisah drama di atas

Seperti yang tadi saya katakan, Gilang karakter yang biasa-biasa saja. Seorang figuran sejati. Tetapi begitu dia dijadikan tokoh utama, maka plot klise biasa pun berubah menjadi ngga biasa. Apalagi, saya termasuk tipe pembaca yang tidak berharap banyak bila dihadapkan dengan cerita romens.

Cerita ini diawali dengan ocehan ngaco Gilang di bar dengan empat temannya. Bahwa dia akan menyusul Ning, sahabat dari kecilnya untuk menyatakan cinta. Cerita bergulir dan sampailah Gilang di London untuk menemui Ning. Tetapi ternyata, ceritanya nggak sesimpel itu. Gilang ketemu dengan berbagai macam orang, dan kisah romens nya pun bukan milik dia aja. Ada V, yang mengejar istrinya untuk rujuk lagi. Ada long time secret love Mr. Lowesley. Dan tentu saja cerita sinetronnya Ning dan Finn.

Semua itu dihubungkan dengan benang merah, seorang gadis berambut ikal yang hanya muncul saat hujan. Goldilocks. Yang mana menjadi love interest Gilang selain Ning.

Tapi apakah Gilang akhirnya jadian dengan Goldilocks?
.... *me smirk*

Saya sempat berpikir, cerita ini mungkin masuk cerita fantasi. Tapi mungkin juga nggak. Tapi peduli amat, yang jelas saya sangat menikmati jalinan plotnya. Apalagi panduan narasinya enaaaakk banget. Penulis berhasil (edisi pinjam istilah temen) menenggelamkan saya dengan pemandangan bawah laut yang indah. Mungkin juga ditambah kota London itu udah lama jadi obsesi saya bila suatu hari kejatuhan duren emas dari langit. Dan penulis berhasil menunjukkan tempat-tempat yang jelas bakal saya kunjungi kalau mampir ke London. Hehe...
Thumbs up buat risetnya dan showing nya.

Kalaupun ada kekurangan dalam plot, hanyalah adegan Gilang dan Ed ngintip untuk memajukan plot Mr. Lowesley. Mungkin buat kebanyakan orang, ini nggak mengganggu. Tapi buat saya, kerasa kurang nyata dan aneh. Ga keren banget sih, ngintipin urusan rumah tangga orang. Saya rasa lebih wajar bila adegan pembicaraan ini terjadi di tengah restoran atau jalan, daripada di ruang tertutup dimana untuk memajukan plot, penulis harus menjadikan Gilang pengintip.

Daann...

Selain Gilang, karakter lainnya pun lumayan menarik. Ning terlalu tipikal cewek sempurna impian cowok, tapi saya terkesan dengan penggambarannya melalui sudut pandang orang pertama Gilang. Indah, ngga norak sama sekali. Lalu bocah-bocah teman sepermainan Gilang, kocak abis. Saya ngakak karena ulah mereka dan deferensiasi masing-masing karakter bisa diungkap dengan baik oleh penulis, walaupun porsi kemunculan mereka nggak banyak. Lalu Ed, okelah. Tipikal best friend tokoh utama yang lucu. Mr. Lowesley, Mrs. Ellis, V dan istri, mereka juga lumayan. Ayu, gadis kutu buku tsundere. Dia oke sih, tapi saya kurang sreg dengan Gilang yang mendadak jadi cowok sok keren di depan cewek ini.

Daaann last but surely not least, Goldilocks. Saya suka misteriusnya dia. Apalagi dia yang menjadi benang merah dari seluruh cerita ini dan membuka ending yang sangat tak terduga sampai saya membaca epilog.

Overall, ini bacaan yang bagus. Buat yang suka baca romens yang tak terduga. Kayanya saya emang mesti nyari buku Mbak Windry yang lainnya deh.

View all my reviews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah Insomnia: PILIHAN

Unfinished Work, That is Me (2)