The Note (1)

Halo. Membaca itu menyenangkan, bukan? Semoga harimu menggembirakan.

Selesai membaca carikan kertas yang dilipat itu, melintaslah gambaran-gambaran asing dalam benak Raff. Cepat seperti kejapan mata, namun kuat terpatri bak pengalaman sendiri.

Napas Raff seolah terhenti kala mendapati gambaran lembut hati yang menyelipkan kertas itu di dalam buku Sejarah Alkimia. Sayang, wajahnya tak terlihat. Satu-satunya yang didapat dari sosok itu selain kelembutan hatinya, adalah jubah merah muda yang dikenakannya.

Dahulu Raff mengutuk kekuatan membaca kenangan benda yang dimilikinya itu, sebab hampir selevel para Nihil -manusia tanpa kekuatan sihir. Kekuatan yang menjadi kekhususan keluarga Vizori ini, seharusnya menjadi kekuatan yang sangat berguna. Seorang Vizori biasanya kerap diminta bantuan oleh pihak kepolisian untuk memecah kasus sulit. Ged, kakak Raff, banyak berhubungan dengan para detektif sejak usia dua belas tahun sebelum kemudian mendaftar sekolah kepolisian. Itu empat tahun lebih muda dari usia Raff saat ini.

Tapi itu dahulu, sekarang Raff sudah tidak terlalu peduli. Ia sudah menerima kemampuannya hanya bisa melihat sekilas, selintas, kurang lebih satu detik. Tak seperti umumnya Vizori lain, minimal lima-enam detik. Hanya saja saat ini, gambaran lembut hati itu membuatnya sangat penasaran. Tempat ia berada saat ini adalah bagian perpustakaan sekolah sihir Leafari yang paling jarang didatangi murid sebab berisi buku-buku non-sihir yang umumnya tidak menarik. Selama ini Raff mengira hanya dirinya yang suka mendatangi bagian ini oleh karena kegemarannya membaca kisah-kisah kaum Nihil. Jika ada orang selain dirinya yang suka mendatangi bagian ini, maka Raff ingin mengenalnya.

Kertas itu nampak lusuh, namun warna putihnya nampak kontras dengan buku tua tempatnya diselip, menandakan belum lama kertas ini berada di sana. Tulisan dengan pena hitam di atasnya seolah menari-nari di mata Raff, memberikan tantangan untuk menemukan penulisnya, menggelitik darah Vizori penyuka tantangan dalàm dirinya.

----to be continued----

Come back nulis setelah sekian lama. Rencananya mau rutin. Tapi yaa.. Semoga saja bisa. Amin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Last Minute in Manhattan

Unfinished Work, That is Me (2)