Sedikit Tantangan Untukku

Hampir dua minggu gue bete-bete nggak jelas. Rasanya semua orang mau gue headbang. Penyebabnya nggak jelas. Gue memang sedang mengerjakan tugas akhir, which is terdiri dari beberapa tahap, yakni:
1. nentuin judul
2. bikin proposal usulan penelitian
4. maju proposal
5. masuk etik dan buat izin lokasi
6. penelitian
7. selesai penelitian mengolah data
8. Jungkir balik mengarang kesimpulan
9. Maju laporan pendahuluan
10. maju teshit.

Dan gue sudah selesai tahap 5.

Udah setengah jalan dongs?? Dan konon, tahap 5 ke tahap 6 itu masa2 penantian yang indah. Lo bisa melakukan apa aja yang lo inginkan. Bahkan ada temen gue yang merid di tahap ini!! Kebayang nggak keribetan urusan merid bisa dilakukan di tahap ini?!! (Gue belum pernah sih, tapi kata orang-orang gitu)

Tapi anehnya gue merasa gundah gelisah. Segalanya nggak terasa menarik lagi bagi gue. Mana ditambah lagi hape Cina Kesayangan gue rusak. Makin komplit lah itu bete.

Karena gue udah lama berniat mengkhianati si Cina Kesayangan dan ngincer hape baru si Berkilau G4 (pengennya si G5 tapi tahu diri lah, kantong nggak level), gue pun memantapkan diri mau jemput si G4 di toko hape yang ramah kantong dan cicilan. Namun, gue masih penasaran dengan si Cina Kesayangan. Kok bisa2nya rusak.... yaaa memang sudah lama error sih. Kamera selfinya bolak-balik error (untung gue senengnya wefie, sebab selfie hanya untuk orang kesepian #ups), sering hang, batere cepet habis, beberapa aplikasi kagak jalan, memori internal full melulu padahal udah buang2in aplikasi less penting. Tapi tetap saja, semua ini terlalu tiba-tiba. Mendadakan segala macam error di atas ditambah apps Notes, Line, Webtoon, WhatsUp nggak bisa dibuka alias force close in Javanese keblinger. 😂

Walaupun nggak rela kehilangan catatan2 penting dalam Notes, apa boleh buat, harus diformat ulang si Cina butut Kesayangan ini. Toh nggak bisa dibuka juga.
Klik.
Dengan hati patah, sembari mengutuki diri sendiri yang tidak mem-backup catatan2 penting itu, gue pun menekan pilihan format ulang. (Gue nggak lebay lho, ini beneran gambaran perasaan gue saat itu. 😭😭😭 )

Segera saja, hape gue bersih sih sih sih. Namun pengharapan semuanya akan baik-baik saja pupus begitu saja ketika gue tetap saja nggak bisa membuka Line. Eaaaa 😠😠😠 Mulai kesel deh. Kepalang nanggung, gue pun kembali memformat ulang. Padahal udah hampir seharian gue titip itu hape di teman gue yang duduk di sudut perpustakaan yang berlimpah sinyal Wi-Fi demi menginstal ulang apps2 penting yang biasa gue pake.

Eehh.. ternyata setelah diformat ulang, hal sama berulang. Setelah beberapa kali format ulang, gue bahkan menemukan bahwa gue nggak bisa log in ke akun miui (akun os khusus merk si Cina Kesayangan) dan akun Google PlayStore!! Bikin ngamuk nggak tuh? 😠😠😠😠😠 Puncaknya, gue nggak bisa buka Message alias SMS. Ya elah, apps sesimpel gitu aja pun ikut error!

Serangkaian kejadian ini membuat gue pun menyerah, dan memutuskan membelot ke G4 for good. Tapi nunggu minggu baru sambil menghitung2 isi kantong. Sementara itu, gue memindahkan salah satu SIM card gue ke Tab lama gue, predecessor si Cina Kesayangan. Gue ganti kala itu karena touchscreen-nya yang udah ngaco.

Selama sehari nggak gue sentuh si Cina Kesayangan. Tapi namanya aja "Kesayangan", gimana nggak sayang coba? Dia adalah hape pertama yang gue beli dengan kocek sendiri setiap rupiahnya. Mulai lagi deh, gue bedah2 isi perut Mbah Google. Dari macam2 info, dari situlah gue ngeh, bahwa mungkin serangkaian kejadian error yang si Cina alami adalah akibat Rooting. Iye sih. Ini hape segera gue root seminggu setelah gue beli. Karena gue suka main game dan instal apps yang berat-berat jadi butuh memori lebih dari 8GB yang ditawarkan si Cina. Gue pakai memcard 32GB dan cukup puas dengan hasil root (kala itu).

Selain itu, kita juga jangan instal Rom abal2. Installah Rom original yang ada di web official. Berbekal itu, gue coba sekali lagi format ulang biar isa instal rom asli. Alhasil si Cina menolak masuk ke menu utama setelah format ulang. Ajegile kan. Mau dijual, eh malah error parah gini bisa2 harganya turun. 😞 Dan biaya rencana pembelotan gue bertambah.

Hnah, untung gue inget artikel yang gue baca dulu saat gue root si Cina. Saat itulah gue inget istilah bootloop. Ini adalah kondisi dimana hape yang nggak bisa masuk menu utama sehabis reboot. Persis kondisi si Cina saat ini! Dan di artikel itu ada cara untuk mengatasi kondisi ini, yakni dengan Flashing alias instal ulang. Cara ini membutuhkan bantuan laptop/PC dan kabel usb bawaan si Cina. Selengkapnya bisa didapat dengan membedah isi perut Mbah Google. Tapi lebih baik sih baca petunjuk yang ada di dalam web resmi.

And...

Boom!

Si Cina kembali normal.

Kendati setelannya jadi setelah di negeri Panda dan apps PlayStore hilang, segalanya normal. Bisa buka SMS lagi! Memang butuh cari sendiri beberapa apk, tapi not a probs of cors. 😂 Bahkan setelah itu gue menemukan apdetan os internal khusus si Cina versi terbaru (miui 7).

Seneng banget gue setelah itu. Rasanya seperti punya hape baru. Apdetan OS baru itu cakep bingits. Ditambah lagi, penyakit si Cina yang dulu hilang. Batere lebih awet, kamera bagus lagi, memori internal lengang, nggak pernah hang lagi. Tentu aja, gue kapok nge-root. Biarlah gue menjadikan si Cina Kesayangan apa ada dirinya.

Rasa senang gue ternyata berlanjut. Entah kenapa, hari-hari gue jadi lebih terasa menyenangkan. Gue masih tetap berada di tahap 5 tugas akhir gue, tapi gue merasa lebih hepi, lebih enjoy memanjakan diri gue di waktu senggang ini. Dan, gue menulis curcolan ini bukan untuk menyombong bahwa gue bisa memperbaiki sendiri hape gue (okay, itu setengah bohong. Gue bangga opcors wkwkwk), tapi gue mau membagikan sedikit saran bila kebosanan dan kebetean menyerang lo, people said that's the right time to go travel, tapi nggak semua orang bisa melakukan ini bukan? Jadi challenge yourself. Melakukan hal monoton atau tidak melakukan pekerjaan apapun bisa mendepresikan orang. Itu yang terjadi pada gue. Tetapi hal itu berubah begitu gue berhasil menyembuhkan si Cina Kesayangan. 😉😉😉

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Last Minute in Manhattan

Unfinished Work, That is Me (2)